Kiat – Kiat menguatkan iman ketika sakit

Islam mengajarkan kepada orang  sakit agar memiliki kesabaran dan ketabahan dalam menghadapinya. Hal ini jelas lebih mudah di capai bila orang itu mampun mendudukan penyakit dalam filsafat bahwa itu adalah ujian Tuhan. Disamping  itu ia juga harus berprasangka baik pada Allah bahwa apa yang menimpanya saat ini adalah sebenarnya kebaikan untuk dirinya di masa yang yang akan datang. Untuk menguatkan iman ketika kita sedang sakit, Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah SWT tidaklah menetapkan suatu keputusan kecuali akan berakibat baik kepadanya.” (HR Ibnu Hibban dari Anas)

Rasulullah SAW bersabda, ” Setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu sekalian, tetapi jangan berobat dengan sesuat di haramkan.” (HR Abu Dawud)

Aku heran dengan mukmin yang gelisah meninghadapi penderitaan sakitnya. Jika ia mengetahui sesuatu (pahala) yang terdapat pada sakitnya, ia pasti akan mengharapkan sakit tersebut sehingga bertemu dengan Allah SWT.” (HR Thabrani dari Ibnu Mas’ud)

Jika Allah SWT mencintai seseorang hamba-Nya, maka ia mengujinya agar ia selalu mendengar rintihannya.” (HR Baihaqi dari Abu Hurairah)

Bersikaplah ridho terhadap apa yang telah Allah tetapkan kapadamu, maka pasti engkau akan menjadi orang yang paling kaya.” (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Secara garis besarnya, ada lima hal yang perlu dilakukan oleh seseorang di waktu ia sedang sakit, yaitu :

  1. Berprasangka baik kepada Allah. Hendaknya tumbuhkan harapan bahwa sakit yang menimpa ini merupakan pendahuluan dari kebaikan yang akan dianugerahkan Allah, sebagai mana sabda Rasulullah SAW :

    Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya, maka iaakan diberi cobaan”. (Bukhari dan Muslim)

  2. Bersabar menerima keadaan. Bila kita mampu bersabar menerima penyakit ini, yaitu tetap taat melaksanakan perintah-perintah-Nya (yang diantaranya adalah ikhlas), maka ia dapat menghapuskan dosa. Dalam sebuah hadits Qudsi, yang diriwayatkan oleh Al-Qurdha’i, ad-Dalimi dan At-Tarmidzi dari Anas, Allah SWT. Berfirman :

    Jika-Ku bebankan kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan sabar yang sempurna, Aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat atau membukakan buku catatan amalnya”.

  3. Bersyukur atas penyakit yang menimpa. Seorang hamba yang senantiasa bersyukur, atas kemalangan yang menimpanya, maka baginya akan dituliskan pahala amal yang biasa di kerjakannya semasa sehat. Firman Allah kepada Malaikat dalam suatu hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Akhmad dan Thabrani :

    Jika Aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman lalu ia memuji-Ku atas ujian itu, maka berilah dia pahala sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan kepadanya.” I

    Ingatlah betapa banyak orang malang yang menemui ajalnya ketika sedang asyik melakukan maksiat ataupun sedang tenggelam dalam kenikmatan ke-duniaan.

  4. Instropeksi. Dengan menyadari kesalahan-kesalahan kita selama ini, insya Allah akan mendekatkan diri kita kepada Allah. Dan ini dapat menjadikan ibadah dan do’a kita lebih khusu. Umar bin Khattab berkata, “ Hisablah dirimu sendiri sebelum kau nanti dihisab!”

  5. Berserah diri dengan keadaan yang menimpa. Ingatlah bahwa segala sesuatu termasuk penyakit, datangnya dari Allah SWT. Oleh karena itu hanyutkan saja perasaan kita pada kemauan Allah ini. Yang penting adalah kita berupa sekuat daya yang ada untuk sembuh, adapun hasilnya jangan sekali-kali kita pikirkan karena itu adalah urusan-Nya. Jalankan saja apa yang menjadi kewajiban kita (yaitu ber-obat dengan benar), adapun hasilnya (sembuh atau tidak) percayakan saja pada-Nya. Ia Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita dan Ia tidak pernah menganiaya hamba-Nya yang bertobat.

Wallahu A’lam

Tentang lataghdhab
Herbal Shop Al-Khair | Mudah, Aman dan Amanah | Segala Kebaikan Obat Ada di Thibbun Nabawi dan Herbal Alami :: FORMAT PEMESANAN LEWAT SMS :: Jenis Produk, Jumlah#Nama#Alamat (RT/RW, Kel/ Kec, Kodepos)#No. HP#Bank KIRIM KE 081210110323. Barokallahu fykum

Tinggalkan komentar