TAHUN BARU ISLAM 1 Muharram 1430 H

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan muharram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa “

Beberapa hari lagi kita memasuki tahun yang baru, yaitu tahun 2009 Masehi, yang perhitungannya berdasarkan peredaran matahari (Syamsiyah). Kemudian pada hari senin tanggal 29 Desember, kita memasuki tahun baru pula, yaitu tahun baru 1430 Hijriyah, yang perhitungannya berdasarkan peredaran bulan (Qomariyah). Bulan Syamsiyah diawali oleh Januari dan diakhiri dengan Desember, sedangkan bulan Qomariyah diawali oleh Muharram dan di akhiri dengan Dzulhijjah. Bulan dengan perhitungan Qomariyah inilah yang dipergunakan sebagai penanggalan oleh ummat Islam.

Bulan Muharram adalah bulan keberkahan dan rahmat, juga merupakan bulan yang penuh sejarah. Banyak peristiwa sejarah pada bulan itu yang menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada mahluk-Nya. Pada bulan itu juga, Allah mengaruniakan mu’jizat kepada Nabi-nabi-Nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga ampunan dan keridhaan bagi hamba-Nya.

Tahun Baru Islam hendaknya dimanfaatkan oleh kaum Muslimin untuk mengevaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan selama setahun lalu. Hal ini sangat penting agar kita tak salah langkah kelak dalam melanjutkan estafet kehidupan di tahun berikutnya. Apa yang salah, agar tak terulang lagi, sementara yang baik, bisa di teruskan menjadi lebih baik lagi.

Menjadikan pergantian tahun sebagai momentum meningkatkan kualitas spiritul juga tak kalah pentingnya, seperti janji Allah dalam surat Al-Ashr ayat 1-3, ” Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran “.

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang akan menderita kerugian kecuali mereka yang benar-benar menjadikan waktunya sarat dengan aktivitas ibadah kepada Allah semata. Pentingya memaknai perjalanan waktu ini ditegaskan juga oleh Nabi SAW : “ Siapa yang hari ini amal (kinerjanya) tidak lebih dari baik dari hari kemaren, dan hari esok tidak lebih baik dari hari ini, termasuk orang yang rugi”. (HR. Bukhari).

Latar belakang sejarah penetapan kelender Hijriah oleh Khalifah Umar bin Khattab itu menarik untuk di kaji. Memasuki tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengalami beberapa kesulitan administrasi dalam urusan perhitungan tahun. Banyak usulan, termasuk penggunaan kalender Romawi dan Persia, namun akhirnya disepakati harus ada kalender Islam.

Persoalan lain muncul, bagaimana menghitungnya dan dari mana awalnya, Ada yang mengusulkan tahun Islam didasarkan pada peristiwa lahirnya Nabi Muhammad SAW, atau turunnya wahyu pertama, atau kemenangan Nabi pada Perang Badar dan lainnya. Namun akhirnya Tahun Islam di dasarkan pada peristiwa hijrah Nabi, mengingat pentingnya nilai dari perpindahan Nabi dari Mekkah ke Madinah itu.

Hijrah Nabi yang terjadi pada tahun 622 M itu merupakan peristiwa bersejarah yang memisahkan periode Mekkah dan Madinah. Dengan hijrah (berpindah) dari tanah kelahirannya, Makkah, ke Madinah, Nabi SAW terhindar dari ancaman dan penindasan suku Quraisy dan memberinya kesempatan yang lebih lapang untuk penyebaran Islam di tempat baru tersebut.

Penanggalan Hijriyah diawali dengan bulan Muharram, kemudian Safar hingga berakhir pada bulan Dzulhijjah. Seperti halnya tahun Masehi, Jumlah Tahun Islam setiap bulannya tidak selalu tetap, bisa 29 hari, bisa pula 30 hari. Sedangkan jumlah hari dalam setahun bisa 354 hari (Tahun Basit) atau 355 hari (Tahun Kabisat).

Nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah itu juga berkaitan dengan situasi sosial masyarakat Arab waktu itu. Muharram sebagai bulan awal dalam tahun Hijriyah, berarti “ yang diharamkan”. Dalam tahun itu kaum Muslim dilarang berperang atau menumpahkan darah.

Mengingat banyaknya keberkahan dan rahmat yang diberikan oleh Allah pada bulan Muharram, maka sudah selayaknya perayaan Tahun Baru Hijriyah ini kita isi dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti dzikir bersama di masjid maupun dirumah, termasuk bakti sosial membantu mereka yang tidak mampu. Apalagi jika bisa kita isi dengan pembacaan do’a-do’a yang di dalamnya terkandung upaya instropeksi diri, taubat, dan harapan agar tahun yang baru bisa dijalani dengan kualitas yang lebih baik.

Dengan demikian kita akan melakukan hijrah dari kehidupan penuh hawa nafsu yang tak bermartabat menuju kehidupan spiritual yang berperadaban. Umur yang baik harus di jalani dengan penuh keimanan dan ketaqwaan, yang wujud nyatanya adalah berupa amal shaleh, baik itu hablum minallah maupun hablum minan naas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya.

Wallahu A’lam

Tentang lataghdhab
Herbal Shop Al-Khair | Mudah, Aman dan Amanah | Segala Kebaikan Obat Ada di Thibbun Nabawi dan Herbal Alami :: FORMAT PEMESANAN LEWAT SMS :: Jenis Produk, Jumlah#Nama#Alamat (RT/RW, Kel/ Kec, Kodepos)#No. HP#Bank KIRIM KE 081210110323. Barokallahu fykum

Tinggalkan komentar